MENGEMBANGKAN MINAT BACA
NTT DENGAN KOMUNITAS PENULIS
Penulis : La Dawan Piazza
Setelah
sekian lama saya vakum mengisi dan mengupdate blog ini, karena ketiadaan waktu
untuk menulis event-event tentang kepenulisan di Komunitas Penulis Kupang bukan
disebabkan oleh faktor kemalasan karena memang tidak ada bahan untuk di tulis
akibat kurangnya pertemuan yang diadakan untuk membuat sebuah event khusus
penulis dan sastrawan.
Sebenarnya
saya bukan orang asli Kupang, saya datang dari Makassar pada tanggal 5 Januari
2012 untuk mengadu nasib dan mencari rejeki di kota ini. Berbulan-bulan saya
selalu mencari kata kunci di google “Komunitas Penulis Kupang” tapi saya tidak
menemukan satu pun artikel atau blog yang membahas tentang komunitas penulis
dan sastrawan di Kota Kupang. Saya hanya mendapatkan artikel dari situs berita
lokal NTT yang intinya mengatakan Minat Baca Orang NTT sangat rendah, dengan segala
keterbatasan dan keterpaksaan saya merubah nama blog lama saya menjadi
Komunitas Penulis Kupang. Agar memudahkan para peminat sastra di NTT untuk
menemukan kata kunci ini di google.
Saya
miris dan awalnya saya agak kecewa datang ke kota ini, berarti saya tidak bisa
mengembangkan cita-cita saya sebagai penulis. Karena niat awal saya datang ke
kota ini karena ingin membuka kios sekaligus menjual Koran dan novel, biar saya
juga bisa membaca dan menulis novel karya sendiri. Tapi karena melihat
rendahnya minat baca di NTT sempat membuat semangat menulis saya down ke level
terbawah. Namun saya menyadari bahwa saya harus mengembangkan minat baca orang
NTT dengan berjualan Koran dengan menanggung apa pun resikonya, misalnya Koran
tidak laku.
Walaupun
minat baca orang asli NTT kurang atau yang dikenal dengan nama Suku Timor, tapi Alhamdulillah Koran dan majalah yang
saya jual ada juga yang beli terutama sesama warga pendatang yang hobby
membaca, dan beberapa anak SMA yang hobby membaca novel. Tapi yang paling laris
di kios saya adalah majalah bertema Boy Band, walaupun harganya lebih mahal di
banding majalah lainnya ternyata banyak juga peminatnya.
Baru
pada bulan Maret 2012 saya search di google lagi kata kunci “Blogger NTT”,
akhirnya saya menemukan sebuah komunitas blogger NTT yang aktif mengadakan
pertemuan sesama blogger NTT yang tergabung dalam FLOBAMORA COMMUNITY. Tapi setelah
saya tanyakan di mana lokasi pertemuannya ternyata di Kota Ende, sebuah
Kabupaten yang jauh dari Kota Kupang karena harus menyeberang menggunakan
pesawat dan kapal laut. Lagi-lagi aku dirudung kecewa karena tak bisa menemukan
sebuah komunitas penulis di Kota Kupang tempat saya berada. Dalam hati saya
bertanya masa’ Ibu Kota Provinsi tak ada satu pun komunitas sastrawannya,
karena setahu saya hampir di seluruh kota di Indonesia pasti ada komunitas seni
walaupun jumlahnya sangat sedikit.
Akhirnya
bulan Mei 2012 tak sangka aku menemukan sebuah Komunitas Sastra di Facebook
yang bernama DUSUN FLOBAMORA, aku add dan aku bergabung dengan komunitas ini untuk
mengetahui seberapa produktif kah para anggotanya menghasilkan karya-karya.
Ternyata minim juga anggota yang aktif dalam pertemuan tidak kurang dari 15
penulis saja yang aktif menerbitkan karya melalui Jurnal Santarang. Awalnya
saya mengira Jurnal ini di cetak di So’e karena saya baca artikelnya dari salah
satu pengurusnya kebanyakan bersetting di So’e (Sebuah ibukota Kabupaten Timor
Tengah Selatan).
Waktu
telah berlalu dan pada awal bulan Oktober 2012 saya mengetahui bakal ada
pertemuan penulis Dusun Flobamora di SMA Giovanni Kupang dan saya dipanggil
oleh salah seorang anggota Dusun Flobamora untuk menghadiri acara tersebut.
Tapi karena saya tidak lihat di mana letak SMA Giovanni akhirnya saya tidak
jadi dating ke acara tersebut, padahal acara ini adalah acara bergengsi karena
di datangi oleh Event Satelite salah satu penyelenggara Ubud and Writer
Festival 2012, di mana salah satu sastrawan NTT bernama Romo Amanche Frank
menjadi salah satu peserta terheboh di acara tersebut.
Perlu
anda ketahu Romo Amanche Frank ini adalah salah satu pencipta dan penyanyi lagu
Adik Menangis 1 Malam yang sekarang ini lagi booming di Bumi Flobamora NTT dari
kalangan orang Timor, karena lirik lagunya yang lucu dan kocak. Membuat saya
yang tidak terlalu mengerti Bahasa Dawan juga ikut tertawa terpingkal-pingkal
karena cara penyampaian bahasanya yang mirip orang mabuk.
Saya
mendapatkan copy lagu ini dari para sopir oto bemo yang datang ke kios minta
copy lagu DJ dan lagu rapper terbaru, karena dari dulu saya adalah penggemar
music Hip-Hop/ Rapper makanya banyak koleksi lagu rap di Komputer hasil dari
berburu lagu indie di dunia maya. Download gratisan soalnya penyanyi juga masih
indie dan dia sendiri yang mengupload lagu-lagunya di dunia maya.
Saya
baru gabung pertama kali dengan para penulis Dusun Flobamora yang mengadakan
pertemuan pada hari Jumat, 9 November 2012 di Aula Keuskupan Agung Kota Kupang
(Depan Taman Nostalgia) dengan mendatangka Mas Wing Sentot Irawan, aktivis
Lingkungan Hidup dari Mataram yang aktif menkampanyekan Save To Earth yang
menentang penebangan hutan di Indonesia dengan cara bersepeda keliling Asia
Tenggara seorang diri. Ia juga melakukan musikalisasi dan pembacaan puisi untuk
mengkritik penambangan yang marak terjadi di NTT demi menyelamatkan hutan
cendana dan pohon lontar dari kemusnahan.
Musikalisasi dan pembacaan Puisi oleh Mas Sentot Irawan
Suasan Peserta Temu sastra Dusun Flobamora
Pembacaan Puisi oleh Mario F. Lawi (Peserta PPN IV Jambi Desember 2012)
Mas Wing dan Romo Amanche Frank
Artis dadakan Jonario Gaonzalo dan Djho Izmail
Yang ini gue bersama Mas Wing Irawan
(La
Dawan Piazza adalah nama pena dari Muhammad Ridwan dan Dawan adalah nama
panggilan saya sejak kecil.)
salut dengan komitmen Bung Dawan! Mari kita tingkatkan minat beraksara orang Timor
BalasHapusSlmat siang Bapak Dawan.. saya ingin bertanya. Adakah penulis Majalah Remaja di kota Kupang ini?? Mohon balasannya.. Terimakasih.
BalasHapus